Kamis, 03 Januari 2008

PLURALITAS DAN INTEGRASI SUKU BANGSA TORAJA

IDENTIFIKASI

Sejarah Tana Toraja

Sebelum kata Toraja, digunakan Tondok Lepongan Bulan, To Raja digunakan untuk nama suatu negeri yang sekarang dinamakan Tana Toraja.

Arti kata Toraja itu sendiri ada beberapa pendapat sebagai berikut:

  1. A.Adriani mengartikan TO RAJA adalah orang yang berdiam diatas pegunungan. Kata Toraja itu berasal suku bugis sidenreng
  2. Ada pendapat juga yang mengatakan To Raja ( bahasa bugis luwu ) karena tana toraja terletak di sebelah barat luwu
  3. Pendapat lain yang mengatakan bahwa Toraja itu berasal dari seorang raja Tondok Lepongan Bulan yang bernama laki padada yang ke gowa pada akhir abad ke 13. Dalam sejarah Toraja Laki padada adalah seorang cucu raja yang pergi mengembara untuk mencari hidup yang abadi kemudian tiba dikerajaan Gowa. Pada mulanya penduduk Toraja beragama Aluk Todolo (Agama Leluhur) tetapi pada awal abad 19 pengaruh agama Islam mulai masuk terutama pada bagian selatan. Kemudian dengan adanya Pemerintah Kolonial Belanda didaerah tersebut maka agama Kristen masuk kedaerah ini lalu mempengaruhi kebudayaan asli daereh ini pada tahu 1906.

Kabupaten Tana Toraja beribukota Makale, terletak sekitar 329 km disebelah utara kota Makasar dengan batas-batas wilayah :

Sebelah Utara dengan Kabupaten Mamuju

Sebelah Timur dengan Kabupaten Luwu

Sebelah Selatan dengan Kabupaten Enrekang

Sebelah Barat dengan Kabupaten Polmas

Orang Toraja adalah penduduk Sulawesi Tengah, untuk sebagian juga mendiami propinsi Sulawesi Selatan yaitu wilayah dari kabupaten Tana Toraja dan Mamasa. Mereka biasanya disebut orang Toraja Sa’dan

Tana Toraja dikenal oleh dunia bukan saja karena kebudayaan-kebudayaannya yang unik, orisinil dan sarat akan keindahan seni tetapi juga karena keaslian, keasrian dan keindahan alamnya yang selalu dapat memukau hati para wisatawan yang berkunjung

A.SISTEM RELIGI ATAU KEPERCAYAAN

Suku Toraja ada yang menganut agama Islam, Kristen dan sebagian lagi masih menganut kepercayaan animisme yang disebut “aluk Todolo” yang artinya suatu kepercayaan / agama leluhur. Aluk Todolo dalam ajarannya mengatakan bahwa agama ini diturunkan oleh “Puang matua” (Sang Pencipta) kepada yang pertama yang dinamakan “Sukaran Aluk” jadi sukaran aluk artinya aturan dan susunan agama atau keyakinan yang didalamnya harus menyembah, memuja dan memuliakan Puang Matua yang dilakukan dalam bentuk sajian persembahan

B. SISTEM PENGETAHUAN

Masyarakat Toraja mempunyai sistem pengetahuan waktu yang berhubungan dengan hari yang baik atau bulan yang baik. Dalam kehidupan masyarakat Toraja dikenal 3 waktu :

  1. Pertanam ( Setahun Padi )
  2. Sang Bulan ( 30 hari )
  3. Sang Pasa ( Sepekan )

C. SISTEM KEKERABATAN

Masyarakat Toraja terbagi atas keluarga inti, penanggung jawab keluarga adalah ayah dan diganti anak laki-laki bila meninggal sedangkan ibu hanya mendidik anak dan menjaga nama baik keluarga. Masyarakat Toraja mengikuti garis keturunan Bilateral

D. SISTEM EKONOMI / MATA PENCAHARIAN

Masyarakat Toraja banyak yang memiliki sawah sehingga sebagian besar penduduk Toraja bermata pencaharian sebagai petani. Dalam rumah tangga bagi orang suku toraja suami dan isteri sama-sama mencari nafkah, seperti dalam pertanian kalau suami mencangkul disawah adalah kewajiban isteri menanaminya.

E. BAHASA

Masyarakat Toraja banyak yang menggunakan bahasa Sa’dan yaitu bahasa asli orang Toraja, seperti orang Jawa mempunyai bahasa daerah yaitu bahasa jawa.

F. PERALATAN HIDUP / TEKNOLOGI

Pada masyarakat Toraja terdapat bermacam-macam teknologi yang digunakan seperti :

Alat Dapur

Ø La’ka sebagai alat belanga

Ø Pesangle yaitu sendok nasi dari kayu

Ø Karakayu yaitu alat pembagi nasi

Ø Dulang yaitu cangkir dari tempurung

Ø Sona yaitu piring anyaman

Alat Perang / Senjata Kuno

Ø Doke atau tombak untuk alat perang dan berburu

Ø Penai yaitu parang

Ø Bolulong yaitu perisai

Ø Sumpi atau sumpit

Alat Perhiasan

Ø Beke – ikat kepala

Ø Manikkota – kalung

Ø Komba – gelang tangan

Ø Sissin Lebu – cincin besar

Alat Upacara Keagamaan

Ø Pote – tanda berkabung untuk pria dan wanita

Ø Tanduk Rongga – Perhiasan dikepala

Ø Pokti – tempat sesajen

Ø Sepui – tempat sirih

Alat Musik Tradisional

Ø Geso – biola

Ø Tomoron – terompet

Ø Suling Toraja

G. KESENIAN

Tana Toraja memiliki kesenian yang telah mendarah daging turun temurun pada masyarakatnya. Berbagai macam obyek yang menarik baik secara langsung diciptakan-Nya maupun secara sengaja dibuat oleh orang-orang yang memilki cita rasa dibidang seni yang tinggi tentang budayanya sendiri

Tana Toraja mempunyai tari-tarian yang disesuaikan dengan upacara-upacara. Tarian yang diperlihatkan pada upacara kematian tentu berbeda pada upacara syukur atau gembira. Maksud tarian ini dihubungkan dengan (Dewatanya) yang berarti berdoa. Selama menari orang biasanya menyanyi. Maksud nyanyian tersebut ialah mengatakan pesta apa yang diadakan, lagunya hampir sama saja dan memberi pengertian pesta yang dibuat. Tari-tarian dan seni musik yang ada di Toraja yaitu :

  • Tari Pa’gellu

Merupakan salah satu tarian tradisional dari Tana Toraja yang dipentaskan pada acara pesta “Rambu Tuka”. Tarian ini juga dapat ditampilkan untuk menyambut patriot atau pahlawan yang kembali dari medan perang dengan membawa kegembiraan.

  • Tarian Ma’badong

Tari ini hanya diadakan pada upacara kematian ini bergerak dengan gerakan langkah yang silih berganti sambil melantunkan lagu ( Kadong Badong ) yang syairnya berisikan riwayat manusia mulai dari lahir hingga mati, agar arwah yang telah meninggal dapat diterima di negeri arwah ( Puya ) atau alam dialam baka.

  • Musik Passuling

Passuling diperagakan dengan menggunakan suling lembang yaitu suling tradisional Toraja dan dimainkan oleh laki-laki untuk mengiringi lantunan lagu duka dalam menyambut keluarga atau kerabat yang menyatakan duka citanya.

  • Musik Pa’pompang

Musik bambu yang pagelarannya merupakan satu simponi orkestra, dimainkan oleh banyak orang. Musik bambu ini biasanya dimainkan pada perayaan bersejarah.

  • Musik Pa’karobi

Alat kecil dengan benang halus diletakkan pada bibir. Benang atau bibir disentak-sentak sehingga menimbulkan bunyi yang berirama halus namun mengasyikkan.

  • Musik Pa’geso-geso

Sejenis alat musik gesek yang terbuat dari kayu dan tempurung kelapa yang diberi dawai. Dawai yang digesek dengan alat khusus yang terbuat dari bilah bambu dan tali akan menimbulkan suara yang khas.

Diwilayah Toraja terdapat upacara adat yang terkenal dan tidak ada duanya didunia, yakni upacara Rambu Solo dan Rambu Tuka, upacara-upacara adat tersebutlah yang diikuti oleh seni tari dan seni musik khas Toraja yang bermacam-macam ragamnya

Upacara adat Rambu Tuka

Upacara ini yaitu acara untuk memasuki rumah adat yang baru atau Tongkonan yang selesai direnovasi dan waktunya sekali dalam 50 atau 60 tahun. Biasanya diiringi tarian Pa’Gellu dan seni musik Pa’pompang.

Upacara adat Rambu Solo

Upacara ini dilakukan untuk memakamkan leluhur atau orang tua. Bila ada salah satu warga (orang tua atau leluhur ) yang meninggal orang-orang berbaris pergi kerumah orang tersebut mengikuti dibelakang mereka hewan ternak untuk dipersembahkan pada tuan rumah dan tuan rumah pun menyambut dengan ramah dan diiringi oleh tari-tarian dan beraneka ragam santapan yang telah dipersiapkan diatas daun pisang

Namun dalam Pelaksanaannya upacara ini terbagi menjadi empat tingkatan yang mengacu pada strata sosial masyarakat Toraja, yakni :

1. Dipasang Bongi : Upacara yang hanya dilaksanakan dalam satu malam

2. Dipatallung Bongi : Upacara yang berlangsung selama tiga malam dan dilaksanakan dirumah dan ada pemotongan hewan

3. Dipalimang Bongi : Upacara pemakaman yang berlangsung selama lima malam dan dilaksanakan disekitar rumah serta pemotongan hewan

4. Dipapitung Bongi : Upacara pemakaman yang berlangsung selama tujuh malam setiap harinya ada pemotongan hewan

Pemakaman kematian bagi masyarakat Toraja menjadi salah satu hal yang paling bermakna, sehingga tidak hanya upacara prosesi pemakaman yang dipersiapkan ataupun peti mati yang dipahat menyerupai hewan ( Erong ), namun mereka juga mempersiapkan tempat “peristirahatan terakhir” dengan sedemikian apiknya, yang tentunya tidak lepas dari strata yang berlaku dalam masyarakat Toraja maupun ekonomi individu

Pada umunya tempat menyimpan jenazah adalah gua atau tebing gunung atau dibuatkan sebuah rumah ( Pa’tane ). Budaya ini telah diwarisi secara turun temurun oleh leluhur mereka, adat masyarakat Toraja menyimpan jenazah pada liang gua atau tebing merupakan kekayaan budaya yang begitu menarik untuk disimak lebih dalam lagi, Dapat dijumpai puluhan Erong yang berderet dalam bebatuan yang telah dilubangi, tengkorak berserak disisi batu menandakan petinya telah rusak akibat di makan usia

Sampai saat ini masyarakat dunia masih dapat menikmati turunan-turunan budaya yang diwariskan nenek moyang suku Toraja ini, seperti bentuk-bentuk kebudayaan atau kesenian dari yang bersifat upacara kematian sampai tari-tarian serta musik-musik khas Toraja. Warisan ini tentunya menjadi sorotan perhatian dan tanggung jawab bagi masyarakat suku Toraja saat ini, terutama dengan adanya globalisasi ataupun modernisasi, ketidaksiapan melangkah dalam menghadapi tantangan-tantangan tersebut tentunya dapat mempertaruhkan kelestarian alam, budaya Toraja dan juga kualitas SDM Toraja itu sendiri. Sehingga dapat mempengaruhi perubahan sosial dan perubahan kebudayaan yang ada di Toraja.

Oleh karena itu Toraja mengadakan program Toraja Mamali yaitu program spontanitas seluruh lapisan masyarakat Toraja, baik yang tinggal di Toraja maupun diluar Toraja yang peduli terhadap kampung halaman, untuk bersama-sama menyatukan visi dan misi demi membangun Tana Toraja atas dasar tanggung jawab dan komitmen bersama. Tekad yang diusung adalah untuk menjadi Toraja unggul dalam :

  1. Perkataaan ( berani dan penuh percaya diri )
  2. Penguasaan ilmu dan teknologi ( cerdas dan terampil )
  3. Penebaran kasih ( saling hormat dan mengasihi )
  4. Pariwisata ( budaya dan alam )

Toraja mamali dicanangkan sebagai program kerja lima tahun (2006 – 2010) dimana akan diwujudkan melalui konsep program kerja yang konkrit dan nyata khususnya akan diarahkan kepada bidang pendidikan, pertanian dan pariwisata.

3 komentar:

SOLATA` mengatakan...

salam kenal.. saya suka postingannya terutama mengenai PLURALITAS DAN INTEGRASI SUKU BANGSA TORAJA. kalo bisa di update lagi.. kalo bisa tau bahannya di sadur darimana?..trims sebelomnya

Novelia Agnes mengatakan...

GREAT! ini untuk bahan utk tgs sosio di sklh! thanks

Brengoz mengatakan...

saya di sleman barat. barat godea arak ke kulon progo..... mantap postingnya.... 081319700178