MASYARAKAT DAN TIPE-TIPE AGAMA
Definisi agama menurut pemahaman sosiologi adalah definisi yang empiris, sosiologi tidak pernah memberikan definisi agama yang evaluatif (menilai). Lebih jelasnya agama dipandang sebagai suatu institusi yang lain, yang mengemban tugas (fungsi) agar masyarakat berfungsi dengan baik, baik dalam lingkup local, regional, nasional maupun mondial. Untuk konkritnya agama dapat disebut lagi dengan singkat sebagai berikut :
v Agama disebut jenis sistem sosial
v Agama berporos pada kekuatan-kekuatan non empiris
v Manusia menadayagunakan kekuatan-kekuatan diatas untuk kepentingan sendiri dan masyarakat sekitarnya
FUNGSI AGAMA BAGI MANUSIA DAN MASYARAKAT
1. Fungsi Edukatif
Manusia mempercayakan fungsi edukatif kepada agama yang mencakup tugas mengajar dan tugas bimbingan.
2. Fungsi penyelamatan
Setiap manusia menginginkan keselamatan baik dalam hidup sekarang ini maupun sudah mati. Karena dalam agama mengajarkan dan meberikan jaminan dengan cara-cara yang khas untuk mencapai kebahagian.
3. Fungsi Pengawasan Sosial
Agama ikut bertanggung jawab atas adanya norma-norma susila yang baik yang diberlakukan atas masyarakat manusia pada umumnya.
Tipe-tipe masyarakat yang ada dalam suatu masyarakat antara lain : model pertama adalah tipe masyarakat yang didalamnya nilai-nilai sangat berpengaruh, model kedua merupakan kombinasi antara nilai religius dan sekuler, model ketiga adalah tipe masyarakat yang didominasi oleh nilai-nilai saklar.
Didunia ini tidak ada masyarakat yang tidak menganut agama. Meskipun bukan menganut agama yang diakui di dunia seperti agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu, dan Budha. Karena agama menyangkut keberadaan Tuhan dan sebaliknya agama berdiri karena ada penganut-penganutnya yakni masyarakat itu sendiri. Agama sangat penting dan berpengaruh dalam kehidupan masyarakat, karena lembaga lain relative belum berkembang, kecuali keluarga, agama menyajikan sarana dalam pengintegrasian dan kesatuan masyarakat secara menyeluruh.
Pada masyarakat dan kesatuan masyarakat yang secara menyeluruh, nilai-nilai keagamaan sering meningkatkan konservatisme dan menghambat perubahan. Dengan demikian sedikit sekali kesempatan bagi agama untuk membawa perubahan sosial dalam masyarakat terbelakang seperti saat ini. Bagi individu, agama banyak berpengaruh dalam keseluruhan proses sosialisasi. Sosialisasi ini ditandai dengan upacara-upacara keagamaan, dalam peristiwa kelahiran, perkawinan dan lain sebagainya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar