Kamis, 03 Januari 2008

STRUKTUR DAN PROSES SOSIAL DI DALAM SOSIOLOGI KOMUNIKASI

Sosiologi mempelajari komunikasi dalam konteks proses dan interaksi sosial, dalam mencapai tujuan-tujuan kelompok. Ini tampak jelas dari beberapa definisi komunikasi yang menggunakan prespektif sosiologi. Colin Cherry (1964) mendefinisikan komunikasi sebagai “usaha untuk membuat satuan sosial dari individu dengan menggunakan bahasa atau tanda, memiliki bersama serangkaian peraturan untuk berbagai kegiatan mencapai tujuan” Harnack dan Fest (1964) menganggap komunikasi sebagai “proses interaksi diantara orang untuk tujuan integrasi intrapersonal dan interpersonal”. Jadi sosiologi komunikasi adalah ilmu yang memberi pemahaman tentang kajian sosiologis dari kegiatan komunikasi, khususnya komunikasi massa. Kajian dari sosiologi komunikasi meliputi hubungan media massa dengan institusi sosial lain yang ada dalam masyarakat, hubungan didalam institusi media termasuk proses produksi isi media dan hubungan media massa dengan khalayak.

Jadi hubungannya Sosiologi mempelajari interaksi sosial dan interaksi sosial harus didahului oleh kontak dan komunikasi. Karena itu, setiap buku sosiologi harus menyinggung komunikasi. Dalam dunia modern komunikasi bukan saja mendasari interaksi sosial. Teknologi komunikasi telah berkembang sedemikian rupa sehingga tidak ada satu masyarakat modern yang mampu bertahan tanpa komunikasi, sebagaimana yang ditulis oleh De Fleur, D’antonio, dan De Fleur (1977:409) : “ untuk memahami organisasi dan berfungsinya kelompok yang sekompleks masyarakat, kita perlu meneliti sistem komunikasi pada seluruh tingkatannya. Salah satu tingkatannya, komunikasi massa, mengisyaratkan penggunaan alat-alat mekanis dan elektronis. Ketika masyarakat modern tumbuh lebih besar dan lebih kompleks, media tersebut makin diandalkan untuk mencapai tujuan kelompok tertentu seperti menyebarkan berita, menyajikan hiburan massa, menjual barang, mengarahkan kesepakatan politik, dan sebagainya. Para ahli sosiologi sangat tertarik pada cara bagaimana berbagai corak masyarakat mengembangkan sistem komunikasi massa tertentu untuk mencapai tujuan mereka”.

Sebagaimana telah dijelaskan diatas bahwa sosiologi mengkaji masyarakat dari sisi struktur sosial dan dinamika sosial. Struktur sosial itu meliputi struktur sosial masyarakat berupa kelompok dan lembaga-lembaga sosial, lapisan serta kekuasaan, sedangkan dinamika sosial adalah fungsi-fungsi masyarakat yang terlibat dalam proses sosial, perubahan sosial, atau bentuk abstrak interaksi sosial

v Struktur Masyarakat

1. Kelompok Sosial

Kehidupan kelompok adalah sebuah naluri manusia sejak ia dilahirkan. Naluri ini yang mendoronguntuk selalu menyatukan hidupnya dengan orang lain dalam kelompok. Untuk memenuhi naluri manusia ini, maka setiap manusia saat melakukan proses keterlibatannya dengan orang dan lingkungannya, proses ini dinamakan adptasi. Kelompok sosial adalah kehidupan bersama manusia dalam himpunan atau kesatuan-kesatuan manusia yang umumnya secara fisik relatif kecil yang hidup secara guyub. Ada empat kelompok sosial yang dapat dibagi berdasarkan struktur masing-masing kelompok, seperti :

Ø Kelompok Formal-Sekunder yaitu kelompok sosial yang umumnya bersifat sekunder, bersifat formal memiliki aturan dan struktur yang tegas, serta dibentuk berdasarkan tujuan-tujuan yang jelas pula.

Ø Kelompok Formal-Primer yaitu kelompok sosial yang umumnya bersifat formal namu keberadaannya bersifat primer.

Ø Kelompok Informal-Sekunder yaitu kelompok sosial yang umumnya informal namun keberadaannya bersifat sekunder.

Ø Kelompok Informal-Primer yaitu kelompok sosial yang terjadi akibat meleburnya sifat-sifat diluar kelompok formal-primer yang tidak dapat ditampung oleh kelompok formal-primer.

2. Lembaga (Pranata) Sosial

Lembaga (Pranata) sosial adalah sekumpulan tata aturan yang mengatur interaksi dan proses-proses sosial didalam masyarakat. Wujud konkret dari pranata sosial adalah aturan, norma, adat istiadat dan semacamnya yang mengatur kebutuhan masyarakat dan telah terinternalisasi dalam kehidupan manusia dengan kata lain pranata sosial adalah sistem norma yang telah melembaga atau menjadi kelembagaan di suatu masyarakat.

3. Stratifikasi Sosial (Social Stratification)

Stratifikasi sosial adalah struktur sosial yang berlapis-lapis di dalam masyarakat. Lapisan sosial menunjukkan bahwa masyarakat memilki strata, mulai dari yang terendah sampai yang tertinggi. Menurut Pitirim Sorokim yang dikutip dari Soekanto, Stratifikasi sosial adalah pembedaan penduduk dan masyarakat ke dalam kelas-kelas sosial secara bertingkat (Soekanto,2002:228), yaitu kelas-kelas tinggi dan kelas-kelas rendah.

4. Mobilitas Sosial

Menurut Horton dan Hunt (Narwoko dan Suyanto, 2004:188) mobilitas sosial dapat diartikan sebagai suatu gerak perpindahan dari suatu kelas sosial ke kelas sosial lainnya. Mobilitas bisa berupa peningkatan atau penurunan dalam segi status sosial dan biasanya termasuk pula segi penghasilan yang dapat dialami oleh beberapa individu atau oleh keseluruhan anggota kelompok.

5. Kebudayaan

Kebudayaan adalah produk dari seluruh rangkaian proses sosial yang dijalankan oleh manusia dalam masyarakat dengan segala aktivitasnya. Dengan demikian maka kebudayaan adalah hasil nyata dari sebuah proses sosial yang dijalankan oleh manusia bersama masyarakatnya. Dalam kebudayaan terdapat tujuh unsur budaya (Koentjaraningrat,1979:218), yaitu :

Ø Sistem Teknologi (Pakaian, alat-alat rumah tangga dan senjata)

Ø Sistem Mata Pencaharian (Pertanian, peternakan dan sistem produksi)

Ø Sistem Kemasyarakatan (Sistem Kekerabatan, organisasi politik dan sistem hukum)

Ø Bahasa (Lisan dan tertulis)

Ø Kesenian (Seni rupa, seni suara, dan seni gerak)

Ø Sistem Pengetahuan

Ø Religi atau sistem kepercayaan

v Proses dan Interaksi Sosial

Bentuk umum proses sosial adalah interaksi sosial, sedangkan bentuk khususnya adalah aktivitas-aktivitas sosial. Interaksi sosial merupakan hubungan sosial yang dinamis menyangkut hubungan antara orang perorangan, antara keolmpok-kelompok manusia, maupun antara orang perorangan dengan kelompok manusia (Soekanto,2002:62). Gillin mengartikan bahwa interaksi sosial sebagai hubungan-hubungan sosial dimana yang menyangkut hubungan antar individu, individu dengan kelompok atau antar kelompok dengan kelompok. Sebuah hubungan dapat diartikan sebagai interaksi sosial jika memilki ciri-ciri sebagai berikut :

1. Jumlah pelakunya dua orang atau lebih

2. Adanya komunikasi antar pelaku dengan menggunakan simbol atau lambang-lambang

3. Adanya suatu dimensi waktu yang meliputi masa lalu, masa kini, dan masa yang akan datang

4. Adanya tujuan yang hendak dicapai

Syarat-syarat terjadinya interaksi sosial yaitu :

1. Adanya kontak sosial

Kata kontak dalam bahasa inggrisnya “contack”, dari bahasa lain “con” atau “cum” yang artinya bersama-sama dan “tangere” yang artinya menyentuh . Jadi kontak berarti sama-sama menyentuh.. Kontak sosial ini tidak selalu melalui interaksi atau hubungan fisik, karena orang dapat melakuan kontak sosial tidak dengan menyentuh, misalnya menggunakan HP, telepon dsb.

Kontak sosial memiliki memiliki sifat-sifat sebagai berikut :

  1. Kontak sosial bisa bersifat positif dan bisa negatif. Kalau kontak sosial mengarah pada kerjasama berarti positif, kalau mengarah pada suatu pertentangan atau konflik berarti negatif.
  2. Kontak sosial dapat bersifat primer dan bersifat sekunder. Kontak sosial primer terjadi apa bila peserta interaksi bertemu muka secara langsung. Misanya kontak antara guru dengan murid dsb. Kalau kontak skunder terjadi apabila interaksi berlangsung melalui perantara. Missal percakapan melalui telepon, HP dsb.

2. Komunikasi

Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi dari satu pihak kepihak yang lain dalam rangka mencapai tujuan bersama.

Ada lima unsur pokok dalam komunikasi yaitu

  1. komunikator yaitu orang yang menyampaikan informasi atau pesan atau perasaan atau pemikiran pada pihak lain.
  2. Komunikan yaitu orang atau sekelompok orang yang dikirimi pesan, pikiran, informasi.
  3. Pesan yaitu sesuatu yang disampaikan oleh komunikator kepada komunikan.
  4. Media yaitu alat untuk menyampaiakn pesan
  5. Efek/feed back yaitu tanggapan atau perubahan yang diharapkan terjadi pada komunikan setelah mendapat pesan dari komunikator.

Ada tiga tahapan penting dalam komunikasi

  1. Encoding . Pada tahap ini gagssaan atau program yang akan dikomunikasikan diwujudkan dalam kalimat atau gambar . dalam tahap ini komunikator harus memilih kata atau istilah ,kalimat dan gambar yang mudah dipahami oleh komunikan. Komunikator harus menghindari penggunaan kode-kode yang membingungkan komunikan.
  2. Penyampaian. Pada tahap ini istilah atau gagasan yang telah diwujudkan dalam bentuk kalimat dan gambar disampaiakan . Penyampaian dapat berupa lisan dan dapat berupa tulisan atau gabungan dari duanya.
  3. Decoding Pada tahap ini dilakukan proses mencerna fdan memahami kalimat serta gambar yang diterima menuruy pengalaman yang dimiliki.

Ada beberapa faktor yang mendorong terjadinya interaksi sosial ;

  1. Imitasi yaitu tindakan meniru orang lain
  2. Sugesti . Sugesti ini berlangsung apabila seseorang memberikan pandangan atau sikap yang dianutnya, lalu diterima oleh orang lain. Biasanya sugesti muncul ketika sipenerima sedang dalam kondisi yang tidak netral sehingga tidak dapat bewrfikir rasional.

Biasanya sugesti berasal dari orang-orang sebagai berikut:

    1. orang yang berwibawa, karismatik dan punya pengaruh terhadap yang disugesti, misalnya orang tua ulama dsb.
    2. Orang yang memiliki kedudukan lebih tinggi dari pada yang disugesti.
    3. Kelompok mayoritas terhadap minoritas.
    4. Reklame atau iklan media masa.
  1. Identifikasi yaitu merupakan kecenderungan atau keinginan seseorang untuk menjadi sama dengan pihak lain (meniru secara keseluruhan).
  2. Simpati yaitu merupakan suatu proses dimana seorang merasa tertarik kepada pihak lain. Melalui proses simpati orang merasa dirinya seolah-olah dirinya berasa dalam keadaan orang lain.
  3. Empati yaitu merupakan simpati yang menfdalam yang dapat mempengaruhi kejiwaan dan fisik seseorang.

Sumber informasi yang mendasari interaksi

  1. warna kulit
  2. usia
  3. jenis kelamin
  4. penampilan fisik
  5. bentuk tubuh
  6. pakaian
  7. wacana

KERAJINAN PERAK DI KOTAGEDE

Pada hasil penelitian yang ada di Kotagede, saya mendapat informasi dari bapak Purwanto pemilik toko “Yogyakarta 925”. Toko ini dibuka sejak tahun 2000 dan juga dari bapak Iskandar manajer pemasaran toko “HS Silver”, bapak Purwanto sebelum merintis usaha tersebut dia belajar tentang perak dari seorang wanita yang berasal dari Jepang, wanita tersebut memilki usaha jual perak di Negaranya. Ia membeli perak yang ada di Kotagede lalu dijual di Jepang, karena keuntungan yang besar bapak Purwanto mempunyai ide untuk membuka usaha perak

Pusat Kerajinan perak yang terkenal di Yogyakarta yaitu berlokasi di Kotagede. Seorang pengrajin perak sudah lama ada di Kotagede, begitu juga dengan perak atau silver. Perak ini sudah ada sejak zaman penjajahan Belanda, bahkan sejak itu perak sudah diekspor ke Negara Belanda, akan tetapi pada zaman penjajahan Belanda perak yang dibuat bukan berupa perhiasan melainkan perak yang dibuat berbentuk peralatan rumah tangga seperti : piring, gelas, nampan, dll. Kerajinan perak juga tak luput dari peran VOC yang masuk ke Yogyakarta sekitar abad 16 yang lalu, waktu itu banyak pedagang VOC yang memesan alat-alat rumah tangga dari emas, perak, dan kuningan ke penduduk setempat. Bahan baku yang digunakan untuk membuat perak yaitu logam mulia, bahan baku tersebut banyak terdapat di Lampung dan Kalimantan

Dalam dunia bisnis tidak mengenal adanya persaingan akan tetapi terdapat istilah siapa yang memiliki post yang besar maka harga perak juga semakin tinggi, dengan kata lain siapa yang bermodal tinggi atau besar dialah yang menang

Di Kotagede hubungan masyarakat atau hubungan kekerabatannya baik, walaupun mereka sama-sama memilki usaha perak tetapi mereka tidak merasa bersaing karena masyarakat Kotagede menjunjung tinggi rasa hormat. Dalam lapisan sosial atau tingkat sosial masih mengenal adanya kasta.

Masyarakat pengrajin perak di Kotagede memiliki aturan yang dipegang sampai saat ini, yaitu : “RAS CHINA” Keturunan orang China tidak boleh membuka usaha atau berdagang di Kotagede

Dalam suatu usaha seperti usaha perak memilki dampak positif dan negatif

Dampak Positif :

Ø Dimana ada tempat pengrajin perak disitu dijadikan sentral perak

Ø Bertambahnya lowongan pekerjaan

Ø Dapat mengurangi pengangguran

Dampak negatif :

Ø Dengan adanya pengrajin perak akan dapat menimbulkan konflik antar para pengrajin perak

Ø Dengan adanya kasta, para pemilik perak tidak bisa menyuruh atau memerintah seseorang yang lebih tua

Bisnis kerajinan perak di Kotagede semakin menurun sejak pertengahan tahun 2003, faktor yang mendorong melemahnya usaha perak dikarenakan generasi muda yang menjadi pengrajin perak sedikit, mereka tidak berminat dalam hal kerajinan perak dan banyak yang memilih dibidang lain, mereka banyak yang pergi keluar daerah untuk bekerja disana tidak ingin meneruskan usaha kerajinan perak. Generasi muda tidak tertarik dalam usaha perak karena bahan baku yang mahal dan sulit didapatkan. Faktor lain yang memicu lemahnya usaha kerajinan perak yaitu

Ø Makin berkurangnya kunjungan wisatawan asing yang khawatir dengan situasi keamanan Indonesia

Ø Adanya Monopoli perusahaan

Ø Adanya kebiasaan budaya

Ø Para pengusaha kerajinan perak jarang yang menggunakan manajemen

Ø Belum berkembangnya desain kerajinan

akibatnya omset para pedagang dan pengrajin anjlok hingga 50% melebihi penjualan pada tahun-tahun sebelumnya, para pengrajin perak saat ini juga tidak lagi mengekspor peraknya keluar negeri, mereka hanya memasarkan kekota Jakarta, Bandung dan Bali.

Melemahnya usaha perak juga dirasakan oleh pengrajin perak dai Harto Suharjo Silver (HS Silver), pengiriman perak keluar daerah turun hingga 20% sejak tahun 2002. Menurut manajer pemasaran HS Silver bapak Iskandar, selama ini pembuatan desain perak mengandalkan kreativitas pengrajin perak dan pengusaha, desain yang ditawarkan cenderung monoton dan tidak ada perubahan desain, padahal pasar menghendaki desain yang kontemporer. Desain di HS Silver tidak berkembang karena mempertahankan desain-desain lama, para pengrajin perak kadang mengeluh ketika mengerjakan desain yang baru, HS Silver selama ini cenderung mengandalkan promosi dari pelanggan kepelanggan, sejak tahun 2003 HS Silver mempromosikan produknya ke berbagai instansi, seperti hotel dan tempat wisata dengan demikian pembeli dari wisatawan meningkat kira-kira 20%

Berdasarkan keterangan dari bapak Iskandar dan bapak Purwanto banyak orang yang terlibat langsung dalam mata rantai industri perak di Kotagede, pengrajin perak bukan hanya berasal dari Kotagede tetapi sudah meluas, para pengrajin perak yaitu banyak yang berasal dari Bantul, Kulon Progo, dan Gunung kidul. Banyak yang datang dan bermukim di Kotagede untuk menjadi pengrajin perak

Namun sejak adanya krisis moneter dan adanya bom di Indonesia, industri kerajinan perak kian meredup bahkan saat ini ratusan pengrajin perak sekitar 30% beralih profesi lain, seperti kusir andong, usaha warung, dan kuli bangunan. Orang-orang yang masih menjadi pengrajin perak tidak lagi mengandalkan logam mulia sebagai bahan baku kerajinan, banyak diantaranya yang memanfaatkan tembaga dan kuningan sebagai bahan baku alternatif. Perjalanan historis Kotagede sebagai sentral industri perak memang pernah mengalami kejayaan, namun saat ini kondisinya tengah terpuruk, untuk mengembalikan masa kejayaan sepertinya tidak mudah

Kontribusi dari semua pihak jelas dibutuhkan, persoalannya sampai saat ini belum ada langkah yang konkret untuk menyelamatkan sentral perak tersebut. Pemerintah harus ikut serta dalam meningkatkan usaha Kerajinan perak, Pemerintah seharusnya meninjau langsung ke lokasi kerajinan perak tersebut. Agar Pemerintah tahu permasalahan yang dihadapi masyarakat Kotagede, agar masyarakat juga dapat meningkatkan mutu dan kualitas pengrajin perak.

PLURALITAS DAN INTEGRASI SUKU BANGSA TORAJA

IDENTIFIKASI

Sejarah Tana Toraja

Sebelum kata Toraja, digunakan Tondok Lepongan Bulan, To Raja digunakan untuk nama suatu negeri yang sekarang dinamakan Tana Toraja.

Arti kata Toraja itu sendiri ada beberapa pendapat sebagai berikut:

  1. A.Adriani mengartikan TO RAJA adalah orang yang berdiam diatas pegunungan. Kata Toraja itu berasal suku bugis sidenreng
  2. Ada pendapat juga yang mengatakan To Raja ( bahasa bugis luwu ) karena tana toraja terletak di sebelah barat luwu
  3. Pendapat lain yang mengatakan bahwa Toraja itu berasal dari seorang raja Tondok Lepongan Bulan yang bernama laki padada yang ke gowa pada akhir abad ke 13. Dalam sejarah Toraja Laki padada adalah seorang cucu raja yang pergi mengembara untuk mencari hidup yang abadi kemudian tiba dikerajaan Gowa. Pada mulanya penduduk Toraja beragama Aluk Todolo (Agama Leluhur) tetapi pada awal abad 19 pengaruh agama Islam mulai masuk terutama pada bagian selatan. Kemudian dengan adanya Pemerintah Kolonial Belanda didaerah tersebut maka agama Kristen masuk kedaerah ini lalu mempengaruhi kebudayaan asli daereh ini pada tahu 1906.

Kabupaten Tana Toraja beribukota Makale, terletak sekitar 329 km disebelah utara kota Makasar dengan batas-batas wilayah :

Sebelah Utara dengan Kabupaten Mamuju

Sebelah Timur dengan Kabupaten Luwu

Sebelah Selatan dengan Kabupaten Enrekang

Sebelah Barat dengan Kabupaten Polmas

Orang Toraja adalah penduduk Sulawesi Tengah, untuk sebagian juga mendiami propinsi Sulawesi Selatan yaitu wilayah dari kabupaten Tana Toraja dan Mamasa. Mereka biasanya disebut orang Toraja Sa’dan

Tana Toraja dikenal oleh dunia bukan saja karena kebudayaan-kebudayaannya yang unik, orisinil dan sarat akan keindahan seni tetapi juga karena keaslian, keasrian dan keindahan alamnya yang selalu dapat memukau hati para wisatawan yang berkunjung

A.SISTEM RELIGI ATAU KEPERCAYAAN

Suku Toraja ada yang menganut agama Islam, Kristen dan sebagian lagi masih menganut kepercayaan animisme yang disebut “aluk Todolo” yang artinya suatu kepercayaan / agama leluhur. Aluk Todolo dalam ajarannya mengatakan bahwa agama ini diturunkan oleh “Puang matua” (Sang Pencipta) kepada yang pertama yang dinamakan “Sukaran Aluk” jadi sukaran aluk artinya aturan dan susunan agama atau keyakinan yang didalamnya harus menyembah, memuja dan memuliakan Puang Matua yang dilakukan dalam bentuk sajian persembahan

B. SISTEM PENGETAHUAN

Masyarakat Toraja mempunyai sistem pengetahuan waktu yang berhubungan dengan hari yang baik atau bulan yang baik. Dalam kehidupan masyarakat Toraja dikenal 3 waktu :

  1. Pertanam ( Setahun Padi )
  2. Sang Bulan ( 30 hari )
  3. Sang Pasa ( Sepekan )

C. SISTEM KEKERABATAN

Masyarakat Toraja terbagi atas keluarga inti, penanggung jawab keluarga adalah ayah dan diganti anak laki-laki bila meninggal sedangkan ibu hanya mendidik anak dan menjaga nama baik keluarga. Masyarakat Toraja mengikuti garis keturunan Bilateral

D. SISTEM EKONOMI / MATA PENCAHARIAN

Masyarakat Toraja banyak yang memiliki sawah sehingga sebagian besar penduduk Toraja bermata pencaharian sebagai petani. Dalam rumah tangga bagi orang suku toraja suami dan isteri sama-sama mencari nafkah, seperti dalam pertanian kalau suami mencangkul disawah adalah kewajiban isteri menanaminya.

E. BAHASA

Masyarakat Toraja banyak yang menggunakan bahasa Sa’dan yaitu bahasa asli orang Toraja, seperti orang Jawa mempunyai bahasa daerah yaitu bahasa jawa.

F. PERALATAN HIDUP / TEKNOLOGI

Pada masyarakat Toraja terdapat bermacam-macam teknologi yang digunakan seperti :

Alat Dapur

Ø La’ka sebagai alat belanga

Ø Pesangle yaitu sendok nasi dari kayu

Ø Karakayu yaitu alat pembagi nasi

Ø Dulang yaitu cangkir dari tempurung

Ø Sona yaitu piring anyaman

Alat Perang / Senjata Kuno

Ø Doke atau tombak untuk alat perang dan berburu

Ø Penai yaitu parang

Ø Bolulong yaitu perisai

Ø Sumpi atau sumpit

Alat Perhiasan

Ø Beke – ikat kepala

Ø Manikkota – kalung

Ø Komba – gelang tangan

Ø Sissin Lebu – cincin besar

Alat Upacara Keagamaan

Ø Pote – tanda berkabung untuk pria dan wanita

Ø Tanduk Rongga – Perhiasan dikepala

Ø Pokti – tempat sesajen

Ø Sepui – tempat sirih

Alat Musik Tradisional

Ø Geso – biola

Ø Tomoron – terompet

Ø Suling Toraja

G. KESENIAN

Tana Toraja memiliki kesenian yang telah mendarah daging turun temurun pada masyarakatnya. Berbagai macam obyek yang menarik baik secara langsung diciptakan-Nya maupun secara sengaja dibuat oleh orang-orang yang memilki cita rasa dibidang seni yang tinggi tentang budayanya sendiri

Tana Toraja mempunyai tari-tarian yang disesuaikan dengan upacara-upacara. Tarian yang diperlihatkan pada upacara kematian tentu berbeda pada upacara syukur atau gembira. Maksud tarian ini dihubungkan dengan (Dewatanya) yang berarti berdoa. Selama menari orang biasanya menyanyi. Maksud nyanyian tersebut ialah mengatakan pesta apa yang diadakan, lagunya hampir sama saja dan memberi pengertian pesta yang dibuat. Tari-tarian dan seni musik yang ada di Toraja yaitu :

  • Tari Pa’gellu

Merupakan salah satu tarian tradisional dari Tana Toraja yang dipentaskan pada acara pesta “Rambu Tuka”. Tarian ini juga dapat ditampilkan untuk menyambut patriot atau pahlawan yang kembali dari medan perang dengan membawa kegembiraan.

  • Tarian Ma’badong

Tari ini hanya diadakan pada upacara kematian ini bergerak dengan gerakan langkah yang silih berganti sambil melantunkan lagu ( Kadong Badong ) yang syairnya berisikan riwayat manusia mulai dari lahir hingga mati, agar arwah yang telah meninggal dapat diterima di negeri arwah ( Puya ) atau alam dialam baka.

  • Musik Passuling

Passuling diperagakan dengan menggunakan suling lembang yaitu suling tradisional Toraja dan dimainkan oleh laki-laki untuk mengiringi lantunan lagu duka dalam menyambut keluarga atau kerabat yang menyatakan duka citanya.

  • Musik Pa’pompang

Musik bambu yang pagelarannya merupakan satu simponi orkestra, dimainkan oleh banyak orang. Musik bambu ini biasanya dimainkan pada perayaan bersejarah.

  • Musik Pa’karobi

Alat kecil dengan benang halus diletakkan pada bibir. Benang atau bibir disentak-sentak sehingga menimbulkan bunyi yang berirama halus namun mengasyikkan.

  • Musik Pa’geso-geso

Sejenis alat musik gesek yang terbuat dari kayu dan tempurung kelapa yang diberi dawai. Dawai yang digesek dengan alat khusus yang terbuat dari bilah bambu dan tali akan menimbulkan suara yang khas.

Diwilayah Toraja terdapat upacara adat yang terkenal dan tidak ada duanya didunia, yakni upacara Rambu Solo dan Rambu Tuka, upacara-upacara adat tersebutlah yang diikuti oleh seni tari dan seni musik khas Toraja yang bermacam-macam ragamnya

Upacara adat Rambu Tuka

Upacara ini yaitu acara untuk memasuki rumah adat yang baru atau Tongkonan yang selesai direnovasi dan waktunya sekali dalam 50 atau 60 tahun. Biasanya diiringi tarian Pa’Gellu dan seni musik Pa’pompang.

Upacara adat Rambu Solo

Upacara ini dilakukan untuk memakamkan leluhur atau orang tua. Bila ada salah satu warga (orang tua atau leluhur ) yang meninggal orang-orang berbaris pergi kerumah orang tersebut mengikuti dibelakang mereka hewan ternak untuk dipersembahkan pada tuan rumah dan tuan rumah pun menyambut dengan ramah dan diiringi oleh tari-tarian dan beraneka ragam santapan yang telah dipersiapkan diatas daun pisang

Namun dalam Pelaksanaannya upacara ini terbagi menjadi empat tingkatan yang mengacu pada strata sosial masyarakat Toraja, yakni :

1. Dipasang Bongi : Upacara yang hanya dilaksanakan dalam satu malam

2. Dipatallung Bongi : Upacara yang berlangsung selama tiga malam dan dilaksanakan dirumah dan ada pemotongan hewan

3. Dipalimang Bongi : Upacara pemakaman yang berlangsung selama lima malam dan dilaksanakan disekitar rumah serta pemotongan hewan

4. Dipapitung Bongi : Upacara pemakaman yang berlangsung selama tujuh malam setiap harinya ada pemotongan hewan

Pemakaman kematian bagi masyarakat Toraja menjadi salah satu hal yang paling bermakna, sehingga tidak hanya upacara prosesi pemakaman yang dipersiapkan ataupun peti mati yang dipahat menyerupai hewan ( Erong ), namun mereka juga mempersiapkan tempat “peristirahatan terakhir” dengan sedemikian apiknya, yang tentunya tidak lepas dari strata yang berlaku dalam masyarakat Toraja maupun ekonomi individu

Pada umunya tempat menyimpan jenazah adalah gua atau tebing gunung atau dibuatkan sebuah rumah ( Pa’tane ). Budaya ini telah diwarisi secara turun temurun oleh leluhur mereka, adat masyarakat Toraja menyimpan jenazah pada liang gua atau tebing merupakan kekayaan budaya yang begitu menarik untuk disimak lebih dalam lagi, Dapat dijumpai puluhan Erong yang berderet dalam bebatuan yang telah dilubangi, tengkorak berserak disisi batu menandakan petinya telah rusak akibat di makan usia

Sampai saat ini masyarakat dunia masih dapat menikmati turunan-turunan budaya yang diwariskan nenek moyang suku Toraja ini, seperti bentuk-bentuk kebudayaan atau kesenian dari yang bersifat upacara kematian sampai tari-tarian serta musik-musik khas Toraja. Warisan ini tentunya menjadi sorotan perhatian dan tanggung jawab bagi masyarakat suku Toraja saat ini, terutama dengan adanya globalisasi ataupun modernisasi, ketidaksiapan melangkah dalam menghadapi tantangan-tantangan tersebut tentunya dapat mempertaruhkan kelestarian alam, budaya Toraja dan juga kualitas SDM Toraja itu sendiri. Sehingga dapat mempengaruhi perubahan sosial dan perubahan kebudayaan yang ada di Toraja.

Oleh karena itu Toraja mengadakan program Toraja Mamali yaitu program spontanitas seluruh lapisan masyarakat Toraja, baik yang tinggal di Toraja maupun diluar Toraja yang peduli terhadap kampung halaman, untuk bersama-sama menyatukan visi dan misi demi membangun Tana Toraja atas dasar tanggung jawab dan komitmen bersama. Tekad yang diusung adalah untuk menjadi Toraja unggul dalam :

  1. Perkataaan ( berani dan penuh percaya diri )
  2. Penguasaan ilmu dan teknologi ( cerdas dan terampil )
  3. Penebaran kasih ( saling hormat dan mengasihi )
  4. Pariwisata ( budaya dan alam )

Toraja mamali dicanangkan sebagai program kerja lima tahun (2006 – 2010) dimana akan diwujudkan melalui konsep program kerja yang konkrit dan nyata khususnya akan diarahkan kepada bidang pendidikan, pertanian dan pariwisata.

Kamis, 27 Desember 2007

Agama dan Tipe-Tipe Masyarakat

MASYARAKAT DAN TIPE-TIPE AGAMA

Definisi agama menurut pemahaman sosiologi adalah definisi yang empiris, sosiologi tidak pernah memberikan definisi agama yang evaluatif (menilai). Lebih jelasnya agama dipandang sebagai suatu institusi yang lain, yang mengemban tugas (fungsi) agar masyarakat berfungsi dengan baik, baik dalam lingkup local, regional, nasional maupun mondial. Untuk konkritnya agama dapat disebut lagi dengan singkat sebagai berikut :

v Agama disebut jenis sistem sosial

v Agama berporos pada kekuatan-kekuatan non empiris

v Manusia menadayagunakan kekuatan-kekuatan diatas untuk kepentingan sendiri dan masyarakat sekitarnya

FUNGSI AGAMA BAGI MANUSIA DAN MASYARAKAT

1. Fungsi Edukatif

Manusia mempercayakan fungsi edukatif kepada agama yang mencakup tugas mengajar dan tugas bimbingan.

2. Fungsi penyelamatan

Setiap manusia menginginkan keselamatan baik dalam hidup sekarang ini maupun sudah mati. Karena dalam agama mengajarkan dan meberikan jaminan dengan cara-cara yang khas untuk mencapai kebahagian.

3. Fungsi Pengawasan Sosial

Agama ikut bertanggung jawab atas adanya norma-norma susila yang baik yang diberlakukan atas masyarakat manusia pada umumnya.

Tipe-tipe masyarakat yang ada dalam suatu masyarakat antara lain : model pertama adalah tipe masyarakat yang didalamnya nilai-nilai sangat berpengaruh, model kedua merupakan kombinasi antara nilai religius dan sekuler, model ketiga adalah tipe masyarakat yang didominasi oleh nilai-nilai saklar.

Didunia ini tidak ada masyarakat yang tidak menganut agama. Meskipun bukan menganut agama yang diakui di dunia seperti agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu, dan Budha. Karena agama menyangkut keberadaan Tuhan dan sebaliknya agama berdiri karena ada penganut-penganutnya yakni masyarakat itu sendiri. Agama sangat penting dan berpengaruh dalam kehidupan masyarakat, karena lembaga lain relative belum berkembang, kecuali keluarga, agama menyajikan sarana dalam pengintegrasian dan kesatuan masyarakat secara menyeluruh.

Pada masyarakat dan kesatuan masyarakat yang secara menyeluruh, nilai-nilai keagamaan sering meningkatkan konservatisme dan menghambat perubahan. Dengan demikian sedikit sekali kesempatan bagi agama untuk membawa perubahan sosial dalam masyarakat terbelakang seperti saat ini. Bagi individu, agama banyak berpengaruh dalam keseluruhan proses sosialisasi. Sosialisasi ini ditandai dengan upacara-upacara keagamaan, dalam peristiwa kelahiran, perkawinan dan lain sebagainya.

Kamis, 13 Desember 2007

KEKERASAN TERHADAP ANAK

Mereka putra putri yang rindu diri sendiri, lewat engkau mereka lahir, namun tidak dari Engkau. Mereka ada padamu, tapi bukan hak kamu. Berikan mereka kasih sayangmu tapi jangan sodorkan bentuk pikiranmu

Itulah sepenggal puisi karya Khalil Gibran, kiranya masih sangat efektif untuk menunjukkan fakta kepada kita tentang kondisi anak-anak sekarang ini. Sebagian kita yang masih mempunyai naluri kemanusiaan barangkaliu langsung terenyuh ketika mendengar ada anak yangmenjadi korban kekerasan orang tuanya. Kekerasan yang mewarnai kehidupan sehari-hari yang mereka alami seperti : dipukul, dijambak, ditendang, diinjak, dicubit, dicakar, ditempel besi panas, dipukul dengan karet timba dan bahkan tidak sedikit yang dibunuh. Bila anak perempuan itu lebih sadis lagi, mereka mengalami kekerasan dan ekspolitasi seksual, diperkosa, dipaksa melakukan oral seks, dijual kepada mucikari, hingga dipaksa menjadi pelacur. Semua peristiwa itu tidak pernah luput dari pemberitaan. Bahkan media belakangan ini dihebohkan dengan maraknya liputan berbagai kekerasan terhadap anak. Dalam berbagai berita dikesankan bahwa seolah-olah tindakan kejahatanseperti itu meningkat drastir akhir-akhir ini.

Hak kepemilikan anak sering disalah artikan oleh orang tua hingga seolah-olah anak adalah harta kepemilikannya, sehingga dia berhak menentukan masa depan anaknya. Hal ini yang mencetus kekerasan terhadap anak. Mereka sebagian percaya bahwa ekonomi yang sulit saat ini menjadi faktor pemicunya. Kemungkinan orang tua bisa saja tidak memilki tempat atau cara untuk melampiaskan masalahnya sehingga anaklah yang menjadi korban. Menghadapi orang tua, si anak jelas tak berdaya. Apalagi selama ini figur orang tua selalu jadi panutan anak.

Faktor lain yang memicu kekerasan terhadap anak yaitu dulu orang tua pernah mengalami hal yang sama tentang pola pengasuhan terhadap dirinya hingga ia mengulangi lagi terhadap anaknya. Disinilah perlu peran pendidik untuk mengatasi masalah ini. Sebaiknya orang tua perlu diberi pemamparan bagaimana cara melampiaskan kemarahan agar diterima lingkungan. Contohnya bisa dengan meluapkan kemarahannya dengan cara menulis atau diberi kata-kata penyejuk hingga tak merugikan anak.

Banyaknya kasus memunculkan kekhawatiran akibat jangka pendek maupun jangka panjang bagi masyarakat. Anak pasti tumbuh dan berkembang selama hidupnya. Masa dewasa individu dituntut untuk mandiri dan bekerja mencari penghasilan. Pengalaman yang terjadi pada individu memberi kontribusi yang besar bagi penyesuaian dirinya. Demikian pula kejadian kekerasan yang pernah menimpa akan memberi warna tersendiri bagi individu dalam bersikap. Beberapa korban memilih karir sebagai konselor atau pekerja sosial yang mengenai korban kekerasan juga. Mereka bermaksud mendampingi korban agar tidak terjerumus kedalam akibat yang lebih buruk. Para konselor itu tidak ingin muncul efek panjang dari kekerasan bahkan ada keinginan untuk menghilangkan kekerasan ini.

Kamis, 06 Desember 2007

Paradigma perubahan sosial

PARADIGMA PERUBAHAN SOSIAL

Teori Evolusi
  • Perubahan dilihat sebagai natural , dereeksional, imanent, kontinyu, keharusan, dan berjalan melalui sebab yang sama
  • Perubahan adalah melalui fase-fase dari "theologycal" dimana suatu masyarakat dikuasai oleh "pendeta" dan diperintah oleh militer. Fase kedua "methaphysical" dimana didasarkan pada pikiran filosofis manusia, sedangkan tingkat ketiga adalah positive yakni dengan memahami hukum alam dan eksperimentasi ilmiah.
  • Aplikasi teori ini sangat mempengaruhi masyarakat miskin non industri sebagai primitive dan akan berevolusi ke masyarakat industri yang lebih komplek dan berbudaya. Bagi teori ini tradisi mereka lihat lebih sebagai masalah
Structural_Functionalisme
  • Kritik terhadap teori evolusi sering hanya disebut sebagai fungsionalisme dikembangkan oleh Robert Merton.
  • Konflik dalam masyarakat dilihat oleh mereka sebagai tidak berfungsinya integrasi sosial dan equilibrium. Oleh karena itu harmony dan integrasi dipandang sebagai fungsional, bernilai tinggi dan harus ditegakkan, sedangkan konflik harus dihindarkan. Bagi teori ini status quo harus dipertahankan.
Teori Modernisasi
  • Teori modernisasi berkembang mulai tahun 50an merupakan respon terhadap perang dunia
  • Teori ini dipergunakan dikalangan interdisiplin, seperti sosiologi, psikologi, ilmu politik, ekonomi, antropologi dan bahkan agama.
  • Pertumbuhan ekonomi sebagai kunci perubahan-perubahan sosial
  • Tradisionaldianggap sebagai masalah penghambat modernitas.
Human Capital Theory
  • Jika teori modernisasi memfokuskan pada sikap dan nilai-nilai individual, maka kaum ekonomi ini lebih menekankan pada kemampuan produktive dari sumber daya manusia sebagai modal investasi bagi proses pembangunan.
  • Bagi penganut teori ini keterbelakangan suatu masyarakat adalah dianggap bersumber pada faktor faktor interen negara atau masyarakat itu sendiri. Teori ini mengandalkan pada economic return of investment dalam pendidikan.
  • Bagi pengambil keputusan, upaya untuk meningkaykan investasi pada human capital mereka lihat sebagai hasil dari cepatnya pertumbuhan ekonomi.
Sebagian teori diatas menjelaskan bahwa perubahan terjadi secara perlahan dan damai dan mengabaikan konflik sebagai suatu dimensi perubahan sosial. Teori-teori tersebut meyakini faktor internal sebagai faktor utama bagi perubahan.

Feminisme
Sebuah kesadaran akan kontrol, ekspoloitasi dan penindasan patriarkis di tingkat materi dan ideologi dari kerja, kesuburan dan seksualitas perempuan dalam keluarga, ditemqat kerja dan dalam masyarakat secara umum, dan melakukan tindakan/aksi secara sadar oleh perempuan maupun laki-laki untuk mengubah situasi yang ada.

Basis Kesadaran
Pengalamankeseharian pereempuan yang terbentuk, terkungkung, tereksploitasi dan tertindas akibat identitasnya sebagai perempuan an sich, anggota sebuah keluarga, komunitas dan warga sebuah negara, anggota kelas, kasta dan kelompok etnis, keterkaitan pada agama, keyakinan, kepercayaan, budaya, pilihan, seksualitas, serta pengelompokan sosial lainnya dalam ideologi patriarki.

Ideologi Patriarki
  • Kekuasaan atau aturan ayah atau bapak -> sebuah sistem sosial dimana para lelaki mengkontrol anggota keluarga, pemilikan dan sumber-sumber ekonomi lainnya, serta sebagai pengambil keputusan utama.
  • Basis anggapan bahwa karenanya laki-laki lebih unggul dari perempuan -> sehingga perempuan yang merupakan bagian dari pemilikan laki-laki harus dikontrol dan diatur
  • Merupakan dasar kontrol, penindasan, dan eksploitasi perempuan di ranah publik dan privat

Kamis, 29 November 2007

Sertifikasi Guru

SERTIFIKASI GURU

Sertifikasi guru adalah suatu proses yang dapat dilaksanakan seorang guru untuk mendapatkan suatu sertifikat agar seorang guru dapat meningkatkan mutu pendidikan dan kualitas pendidikan yang lebih. Ketika seorang guru telah mendapatkan sertifikat maka dia akan mendapatkan tunjangan gaji,hal ini dikarenakan untuk meningkatkan kesejahteraan guru. Mungkin sertifikasi ini dilaksanakan untuk memberi semangat guru agar seorang guru dapat meningkatkan kualitas pendidikan yang lebih baik.

Proses guru untuk mengikuti sertifikasi guru :

Ø Guru harus berakhir jabatannya S1 atau D4

Ø Mengikuti tahap penilaian Portopolio

Ø Disusul dengan pelaksanaan diklat

Ø Mengikuti ujian