Kamis, 06 Desember 2007

Paradigma perubahan sosial

PARADIGMA PERUBAHAN SOSIAL

Teori Evolusi
  • Perubahan dilihat sebagai natural , dereeksional, imanent, kontinyu, keharusan, dan berjalan melalui sebab yang sama
  • Perubahan adalah melalui fase-fase dari "theologycal" dimana suatu masyarakat dikuasai oleh "pendeta" dan diperintah oleh militer. Fase kedua "methaphysical" dimana didasarkan pada pikiran filosofis manusia, sedangkan tingkat ketiga adalah positive yakni dengan memahami hukum alam dan eksperimentasi ilmiah.
  • Aplikasi teori ini sangat mempengaruhi masyarakat miskin non industri sebagai primitive dan akan berevolusi ke masyarakat industri yang lebih komplek dan berbudaya. Bagi teori ini tradisi mereka lihat lebih sebagai masalah
Structural_Functionalisme
  • Kritik terhadap teori evolusi sering hanya disebut sebagai fungsionalisme dikembangkan oleh Robert Merton.
  • Konflik dalam masyarakat dilihat oleh mereka sebagai tidak berfungsinya integrasi sosial dan equilibrium. Oleh karena itu harmony dan integrasi dipandang sebagai fungsional, bernilai tinggi dan harus ditegakkan, sedangkan konflik harus dihindarkan. Bagi teori ini status quo harus dipertahankan.
Teori Modernisasi
  • Teori modernisasi berkembang mulai tahun 50an merupakan respon terhadap perang dunia
  • Teori ini dipergunakan dikalangan interdisiplin, seperti sosiologi, psikologi, ilmu politik, ekonomi, antropologi dan bahkan agama.
  • Pertumbuhan ekonomi sebagai kunci perubahan-perubahan sosial
  • Tradisionaldianggap sebagai masalah penghambat modernitas.
Human Capital Theory
  • Jika teori modernisasi memfokuskan pada sikap dan nilai-nilai individual, maka kaum ekonomi ini lebih menekankan pada kemampuan produktive dari sumber daya manusia sebagai modal investasi bagi proses pembangunan.
  • Bagi penganut teori ini keterbelakangan suatu masyarakat adalah dianggap bersumber pada faktor faktor interen negara atau masyarakat itu sendiri. Teori ini mengandalkan pada economic return of investment dalam pendidikan.
  • Bagi pengambil keputusan, upaya untuk meningkaykan investasi pada human capital mereka lihat sebagai hasil dari cepatnya pertumbuhan ekonomi.
Sebagian teori diatas menjelaskan bahwa perubahan terjadi secara perlahan dan damai dan mengabaikan konflik sebagai suatu dimensi perubahan sosial. Teori-teori tersebut meyakini faktor internal sebagai faktor utama bagi perubahan.

Feminisme
Sebuah kesadaran akan kontrol, ekspoloitasi dan penindasan patriarkis di tingkat materi dan ideologi dari kerja, kesuburan dan seksualitas perempuan dalam keluarga, ditemqat kerja dan dalam masyarakat secara umum, dan melakukan tindakan/aksi secara sadar oleh perempuan maupun laki-laki untuk mengubah situasi yang ada.

Basis Kesadaran
Pengalamankeseharian pereempuan yang terbentuk, terkungkung, tereksploitasi dan tertindas akibat identitasnya sebagai perempuan an sich, anggota sebuah keluarga, komunitas dan warga sebuah negara, anggota kelas, kasta dan kelompok etnis, keterkaitan pada agama, keyakinan, kepercayaan, budaya, pilihan, seksualitas, serta pengelompokan sosial lainnya dalam ideologi patriarki.

Ideologi Patriarki
  • Kekuasaan atau aturan ayah atau bapak -> sebuah sistem sosial dimana para lelaki mengkontrol anggota keluarga, pemilikan dan sumber-sumber ekonomi lainnya, serta sebagai pengambil keputusan utama.
  • Basis anggapan bahwa karenanya laki-laki lebih unggul dari perempuan -> sehingga perempuan yang merupakan bagian dari pemilikan laki-laki harus dikontrol dan diatur
  • Merupakan dasar kontrol, penindasan, dan eksploitasi perempuan di ranah publik dan privat

Tidak ada komentar: